Selasa, 14 Februari 2012

Gugur di taman


   Seindah itu berbunga dahulu, kembang merah tersenyum di ujung tangkai.
Daun hijau penuh pesona, menggoda gejolak hati remaja.Semerbak wangi yang merasuk, tinggalkan wangi di relung hati.

   Waktu, betapa kejamnya engkau! Disaat bunga bersinar dan merekah, ada benalu menghampirinya.
Menempel di dahan yang berdaun rimbun.

   Sedih pilulah beta melihat kembang layu dan berguguran, terserak di tanah.
Tiada seindah dulu taman itu.Taman gersang dan tinggal menunggu penguasa menjualnya pada pengolah yang lain.

   Wahai Penciptaku, betapa singkat, betapa singkat.Lengan ini mengangkat gunting.
Kasih, kasih, tiadakah kau dengar, melaut lara ini ?
Dengarlah, dengarlah tangis gunting memotong ranting!

   Ranting-ranting yang tiada bernyawa.Yang dulu menghiasi taman ini.Kini ranting membisu, menangisi dirinya yang tiada berdaya.Dimana?
Kembang yang dahulu adalah alasan ranting-ranting menunggu di dahan yang menjaganya.

   Kembang gugur, kembang gugur.
   Taman pun gersang adanya.

2 komentar:

nopendra mengatakan...

bgus dan puny mkana yang dalam.

Ladove mengatakan...

ehm,,mang tau pen, apa makna nya??heheeh
thks